Proses Pengembangan Masyarakat Islam "Development Islamic Community"

Proses Pengembangan Masyarakat Islam

Mayoritas masyarakat Indonesia adalah orang Islam. Sayang sekali, mayoritas orang Islam adalah rakyat mskin. Sebagai contoh, ada sekitar 80 juta jiwa penduduk muslim yang miskin. (Kompas, 7 Agustus 1998 dan Republika, Desember 1998).
Rasulullah saw. telah bersabda bahwa kemiskinan dapat menjadikan kekufuran. Ali Ibn Thalib pun berkata bahwa kemiskinan adalah kematian yang sangat besar.
Untuk meminimalisir kemiskinan di kalangan orang Islam, harus dilakukan langkah dan langkah tersebut adalah Pengembangan Masyarakat Islam. Pengembangan Masyarakat Islam merupakan model empiris untuk pengembangan individu dan kolektif dalam dimensi amal shaleh. Objek dari individual adalah setiap orang Islam dengan orientasi sumber daya manusia. Objek kolektif adalah kelompok atau masyarakat Islam dengan orientasi pengembangan sistem masyarakat. Objek konstitusional adalah organisasi Islam dan institusi sosial dengan orientasi pengembangan kualitas dan institusi Islam.
Kegiatan Pengembangan Masyarakat Islam meliputi kegiatan pokok. Sebagai contoh, transformasi dan institusi Islam untuk direlisasikan di dalam Islam.
1.      Penyampaian konsepsi Islam mengenai kehidupan sosial, ekonomi, dan pemeliharaan lingkungan.
2.      Melaksanakan stabilisasi kelembagaan dan menyiapkan masyarakat untuk membangun secara mandiri.
3.      Mendampingi dalam memecahkan problema sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat.

Di era globalisasi, ada hal sangat besar dan mendasar: ekonomi, politik, dan budaya. Di lingkup ekonomi, adanya perdagangan bebas dan kerjasama regional dan internasional. Perubahan struktur ekonomi dapat merubah kehidupan masyarakat. Di lingkup politik, proses globalisasi adalah proses demokrasi, sedangkan dalam lingkup budaya adanya gelombang besar dan itu adalah budaya global.
Menurut pendapat Druker jika ekonomi, politik dan budaya tidak dijalankan, masyarakat Islam akan jatuh menjadi proletariat-ploretariat yang hidup di zaman modern.

0 komentar:

Posting Komentar