MENELUSURI KEHIDUPAN KUPU-KUPU
A. Penciptaan Kupu-kupu
Rekaman fosil menunjukkan bahwa kupu-kupu
telah berada di bumi ini setidaknya sejak 40-50 juta tahun yang lalu. Meskipun
begitu, masih banyak hal tentang kupu-kupu yang belum dipahami sepenuhnya dan
menjadi misteri. Yang kita tahu dengan pasti, siklus hidup kupu-kupu yang
lengkap terdiri dari empat tahap yang meliputi telur, larva (ulat), pupa
(kepompong), dan akhirnya kupu-kupu dewasa. Dan ternyata, dalam setiap tahapan
kehidupan hewan ini, terdapat kisah menarik tersendiri yang sayang untuk kita
lewatkan. Berikut proses yang terjadi ketika ulat bermetamorfosis menjadi
kupu-kupu.
Telur
Hal
menarik pada binatang yang satu ini dapat dijumpai ketika mereka masih berupa
telur. Kupu-kupu akan tertarik pada jenis tanaman tertentu, dan kupu-kupu
betina akan bertelur pada jenis tanaman di mana tempat ulat makan. Telur kupu-kupu
biasanya akan dilekatkan ke bagian bawah daun dengan zat yang berfungsi sebagai
lem yang sangat kuat. Sampai saat ini, tidak diketahui bagaimana struktur dan
bahan kimia yang membentuk lem tersebut. Tetapi lem ini bekerja dengan sangat
baik, bahkan ikatan telur dan daun yang dibentuk oleh lem ini jauh lebih kuat
dibanding telur dan daun itu. Tahapan telur ini dapat berlangsung dari beberapa
minggu, sampai beberapa bulan, sebelum akhirnya menetas dan menjadi larva.
Ulat
Larva
atau ulat akan menetas dari telur sekitar enam hari kemudian. Makhluk-makhluk
kecil ini sangat rakus dan dengan cepat menggerogoti setiap daun yang
dilihatnya. Pada masa ini, pertumbuhan ulat sangat luar biasa cepat, sehingga
ia akan berganti kulit beberapa kali untuk menyesuaikan tubuhnya berubah
menjadi ukuran yang lebih besar. Pada akhir siklus ini, ulat akan memiliki
panjang sekitar 5 cm. Ulat akan mengeluarkan hormon-hormon tertentu, yang menandakan
ulat tersebut melanjutkan hidupnya ke tahapan selanjutnya yaitu berubah menjadi
kepompong.
Pupa (Kepompong)
Ulat
kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang disebut dengan kepompong.
Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra
atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa, ulat memulai
proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini
rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada
tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna semua bagian tubuhnya
sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan
yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi
kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil
diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University.
Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki beberapa ingatan
yang mereka miliki ketika mereka masih menjadi ulat.
Proses
metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang
sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika
pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari
setelah kepompong terbentuk.
Kupu-Kupu
Setelah
proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang
diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat
transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam
mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar,
mereka akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap dan
menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung
beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena
mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk
pertahanan apa pun.
B. Penyerbukan Bunga oleh
Kupu-kupu
Firman Allah
SWT:
Artinya: “Dan Kami telah meniupkan
angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit,
lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya.” (Q.S. Al-Hijr: 22).
Penyerbukan
adalah proses jatuhnya serbuk sari ke kepala putik. Butir serbuk/serbuk sari
yang jatuh menempel pada kepala putik kemudian membentuk buluh serbuk (2 inti,
inti vegetatif dan inti generatif) berjalan ke arah mikropil (pintu kandung
lembaga) inti generatif membelah menjadi 2 inti sperma sampai di mikropil, inti
vegetatif mati, satu inti sperma membuahi sel telur menghasilkan embrio. Satu
inti sperma lain membuahi inti kandung lembaga menghasilkan endosperma (makanan
cadangan bagi embrio).
a.
Perantara
angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat ringan, kecil
dan kering. Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.
b.
Perantara
air disebut hidrogami. Contoh : pada tanaman air.
c.
Perantara
hewan disebut zoogami. Bila serangga disebut entomogami, burung disebut
ornitogami, siput disebut malakogami, kelelawar disebut kiroptorogami.
d.
Perantara
manusia disebut antropogami. Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.
Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4:
a.
Autogami
(penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada
saat bunga belum mekar disebut kleistogami.
b.
Geitonogami
(penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu
pohon (satu individu).
c.
Alogami
(penyerbukan silang) Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih
satu spesies.
Kupu-kupu dikenal sebagai
serangga penyerbuk tanaman yang membantu bunga-bunga berkembang menjadi buah.
Sehingga bagi petani dan orang pada umumnya, kupu-kupu ini sangat bermanfaat
untuk membantu jalannya penyerbukan tanaman. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah
hadits, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak
mamfaatnya bagi orang lain." (HR. Bukhari dan Muslim).
C. Ibrah dari Kehidupan Kupu-kupu
Sepenggal
Pelajaran dari Kupu-kupu
Suatu hari ada seorang anak
laki-laki sedang memperhatikan sebuah kepompong. Ternyata didalamnya ada
kupu-kupu yang sedang berjuang untuk melepaskan diri dari dalam kepompong. Kelihatannya,
begitu sulit…
Si anak laki-laki tersebut merasa
kasihan pada kupu-kupu tersebut dan berpikir bagaimana cara untuk membantu si
kupu-kupu agar bisa keluar dengan mudah. Akhirnya si anak laki-laki tadi
menemukan ide dan segera mengambil gunting, membantu memotong kepompong agar
kupu-kupu bisa segera keluar dari sana.
Alangkah senang dan leganya si anak
laki-laki tersebut. Tetapi apa yang terjadi? Si kupu-kupu memang bisa keluar
dari sana, tetapi kupu-kupu tersebut tidak dapat terbang, hanya dapat merayap. Apa
sebabnya? Ternyata bagi seekor kupu-kupu yang sedang berjuang dari
kepompongnya tersebut, yaitu pada saat dia mengerahkan seluruh tenaganya, ada
suatu cairan di dalam tubuhnya yang mengalir dengan kuat ke seluruh tubuhnya
yang membuat sayapnya bisa mengembang sehingga ia dapat terbang.
Ttetapi karena tidak ada lagi perjuangan
tersebut, maka sayapnya tidak dapart mengembang sehingga jadilah ia seekor
kupu-kupu yang hanya dapat merayap. Kadangkala niat baik kita belum
tentu menghasilkan sesuatu yang baik. Sama seperti pada saat kita mengajar anak
kita. Kadangkala kita sering membantu mereka karena kasihan ataupun rasa
sayang, tapi sebenarnya malah membuat mereka tidak mandiri. Membuat potensi
dalam dirinya tidak berkembang. Mematikan kreativitas, karena kita tidak tega
melihat mereka mengalami kesulitan, yang sebenarnya jika mereka berhasil
melewatinya, mereka justru menjadi 'kuat'.
Demikian juga pada saat kita harus
berjuang menghadapi sesuatu yang sulit, jangan terburu-buru mengharapkan
bantuan orang lain, berjuanglah dahulu dengan mengerahkan segala kemampuan
kita, justru itu akan membuat diri kita kuat.
Hidup penuh dengan perjuangan yang
harus kita lewati,
Supaya 'sayap' kita bisa terkembang dengan sempurna. Untuk kita pakai 'terbang' melewati masalah kita.
Supaya 'sayap' kita bisa terkembang dengan sempurna. Untuk kita pakai 'terbang' melewati masalah kita.
Belajar
dari kepompong. Setelah
matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan
berubah menjadi kepompong. Badannya terbujur kaku menggantung di dahan atau
dedaunan. Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya dan malam
hari dingin menusuknya. Bahkan tak jarang hujan dan badai menerpanya. Ia tetap
kokoh ditempatnya bersemedi untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang
penuh pesona keindahan.
Belajar
dari kupu-kupu. Beberapa
waktu kemudian, akhirnya keluarlah ia dari kepompongnya menjadi diri yang sama
sekali baru, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik, jauh
beda dari wujudnya semula. Dan kini ia telah memiliki keahlian baru, yakni bisa
terbang! Lalu ia pun terbang berkelana mencari kuntum-kuntum bunga yang indah
untuk menghisap sari bunga dan menebarkan telur-telur penerus kehidupannya.
Begitulah metamorfosis
seekor kupu-kupu; dari telur ia menetas jadi ulat, dari ulat ia menempa diri
dalam kepompong, dan dari kepompong lalu lahirlah kupu-kupu yang indah menawan.
Tahap kehidupannya ia jalani dari generasi ke generasi tanpa ada satu tahap pun
yang dapat ia lompati. Tak ada seekor kupu-kupu mana pun yang langsung menetas
dari telur, melainkan keluar dari kepompongnya.
Kesimpulan
Menelusuri kehidupan
kupu-kupu, manusia dapat mengambil ibrah dari proses metamorfiosis
kupu-kupu. Antara lain:
1.
Perubahan diri
2.
tetap melangkah dan yakin
tujuan akhir perjalanan ini.
3.
Bersabar dalam tempaan hidup
4.
Tidak ada yang akan merubah diri dan keadaan kita melainkan diri kita
sendiri. Dalam kitab suci-Nya, Allah SWT
berfirman: “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadan yang ada pada diri mereka sendiri.”
5.
Berdo’a, memohon petunjuk dan pertolongan pada Allah SWT.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar