ISLAM DAN BUDAYA SUNDA
A. Hakikat Islam dan Budaya
Islam
Harun Nasution menyatakan bahwa Islam pada hakikatnya membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai aspek dari kehidupan manusia yang meliputi aspek akidah/teologi, ibadah, hukum, tasawuf/mistisisme, filsafat, politik, dan pembaruan.
Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
B. Budaya Sunda
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan suku bangsa di Indonesia yang berusia tua. Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda.
Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar Sunda, sering dikenal dengan masyarakat religius. Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo “silih asih, silih asah dan silih asuh, saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling malindungi. Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kesopanan,rendah hati terhadap sesama, kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih kecil.
Budaya Sunda memiliki banyak kesenian, di antaranya adalah kesenian sisingaan, tarian khas sunda, wayang golek, permainan anak kecil yang khas, alat musik sunda yang bisanya digunakan pada pagelaran kesenian.
C. Korelasi Islam dan Budaya Sunda
Islam adalah agama yang universal dan komprehensif meliputi berbagai bidang (Q.S.16:89). Islam mendorong umatnya untuk mengerahkan segala daya dan upaya bagi kebaikan dan kesejahteraan umat manusia, termasuk dalam pengembangan kebudayaan.
Sifat akomodatif Islam terhadap budaya tidak berarti bahwa Islam menerima begitu saja segala wujud kebudayaan yang ada. Karena jika demikian Islam seolah-olah dipahami tidak memiliki nilai-nilai dasar bagi pengembangan kebudayaan. Maka, Al-Quran dan Al-Hadits, memaparkan prinsip-prinsip sehingga umat Islam dapat mengembangkan kebudayaan secara maksimal. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
1. Penghargaan terhadap akal fikiran
Islam menempatkan akal fikiran dalam posisi yang tinggi, sebagaimana firman-Nya, yang artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (Q.S. Ali Imran: 190).
2. Anjuran menuntut ilmu
Sabda Rasulullah saw.: ”Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap orang Islam, laki-laki maupun perempuan”.
3. Larangan untuk taklid
Firman-Nya, yang artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S. Al-Isra: 36).
4. Anjuran Islam untuk berinisiatif dan inovatif
Penghargaan Islam akan nilai suatu kreasi dijelaskan lewat keterangan hadits nabi saw.: “Barangsiapa memulai satu cara (keduniaan) yang baik, dia akan mendapat ganjaran orang-orang yang mengerjakan cara yang baik itu sampai hari kiamat”.
5. Penekanan pentingnya kehidupan dunia
Hadits nabi saw.: “Bekerjalan untuk keduniaanmu, seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati besok hari”.
Islam sangat membuka lebar sebuah peluang kepada orang-orang Islam untuk menciptakan kreatifitas seni yang disebut dengan budaya. Seperti yang dipaparkan di atas mengenai macam-macam kebudayaan Sunda, maka tidak mengapa jika itu tidak bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri.
Karena, seni perwayangan yang dilakukan oleh Sunan Bonang telah berhasil mengajak masyarakat Indonesia untuk menyatakan syahadatain, masuk Islam.
0 komentar:
Posting Komentar