
Individualisme juga merupakan sebuah faham yang mengusung tentang ke-aku-an. Dilihat dari konteksnya, individualis ini cenderung tidak peduli terhadap keadaan di sekelilingnya, dan merasa paling benar atas apa yang ia lakukan.
Dapat kita lihat dan telusuri dari berbagai pergerakan Islam atau organisasi Islam yang berkembang saat ini. Berteriak-teriak, menggembor-gemborkan suatu hal yang mereka anggap benar namun di lain pihak hal demikian tidaklah patut untuk didemonstrasikan. Mengapa demikian? Karena hal tersebut hanya akan memenuhi jumlah masyarakat yang berjejal di jalanan. Selain akan menimbulkan macet total, juga sebagian orang awam akan memandang bahwa Islam identik dengan demonstrasi.
Pada hakikatnya, individualisme ini menentang akan adanya ikatan dari pihak mana pun. Merasa ingin merdeka, dan serasa dirinya dijajah. Sehingga, secara tidak langsung ia berontak akan keterkungkungan dirinya dengan berbagai aturan tersebut dan menerapkan individualisme di dalam dirinya. Dengan kata lain ia menjunjung tinggi nila-nilai hak asasi manusia. Terkadang tidak peduli dengan sikapnya yang destruktif terhadap orang lain, “Yang Penting Happy” dan juga “Gimana Gue”…
Individualisme ini sangat bersebrangan dengan konsep Islam yang bermaktub di dalam kitab suci Al-Quran. Bahwa Allah SWT telah berfirman:
Artinya: “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…”. (Q.S. Al-Maidah: 2).
Islam mengajarkan tentang tata cara hablum minannaas (bagaimana berinteraksi dengan manusia) tanpa mengurangi hak dan kewajiban mereka. Sehingga, sikap individualisme ini tidak sejalan dengan ayat yang di atas. Bahwa sesama umat Islam haruslah tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, bukan tolong menolong dalam berbuat dosa serta pelanggaran.
Referensi:
http://ms.wikipedia.org/wiki/Individualisme
0 komentar:
Posting Komentar